Jumat, 11 Desember 2020
Sabtu, 28 November 2020
Karena Taat Kepada Suami Maka Akibatnya Akan Dirasakan
Kisah Istri Sholehah (Taat pada Suami) Yang Mengantarkan Ibunya ke Surga
Sudah
menjadi kewajiban seorang anak untuk patuh dan taat kepada orang tuanya, tetapi
apabila sudah berumah tangga (khususnya seorang wanita) maka kepatuhan dan
ketaatan kepada suaminya lebih utama (penting) dari pada patuh dan taat kepada
orang tua dan/atau kepada saudara-saudara kandungnya, selama apa yang
diperintahkan suaminya tidak mengingkari ketentuan Allah SWT, dan bahkan
seoarang suami menjadi surga dan neraka bagi seorang istri.
Seperti
kisah inspiratif islami berikut ini, seorang wanita atau istri sholehah yang
taat kepada suaminya, tidak mendatangi panggilan orang tua dan keluarganya di
saat ibunya sedang sakit parah, lantaran si wanita tersebut mengemban amanah /
pesan suaminya yang pergi jihad yang melarangnya untuk keluar rumah sebelum
suaminya pulang. Namun meskipun tidak menjenguk ibunya yang sedang sakit parah
dan bahkan sampai meninggal dunia, Ibu si wanita sholehah ini diampuni
dosa-dosanya oleh Allah SWT lantaran memiliki anak yang patuh dan taat kepada
seorang suami. Berikut adalah Kisah Istri Sholehah (Patuh pada Suami) yang
Mengantarkan Ibunya ke Surga Ketika Rasulullah SAW masih hidup,
tersebutlah seorang istri yang shalihah. Wanita setia ini begitu taat serta
setia terhadap suaminya. Suatu hari, suaminya pergi berjihad untuk agama, sang
suami hendak pergi memenuhi panggilan suci untuk berjihad dirinya beramanat
pada istrinya. “Istriku tersayang yang kucintai, aku akan pergi untuk berjihad
meninggikan kalimat-kalimat Allah, sebelum aku kembali pulang dari berjihad,
kamu jangan pergi kemanapun dan jangan keluar dari rumah ini”. Setelah berpesan
demikian pada istrinya, berangkatlah si suami menuju medan jihad. Beberapa
hari kemudian, datanglah seseorang kepada wanita tersebut yang mengabarkan
bahwa ibunya sedang sakit parah. Orang yang diutus tersebut mengatakan pada
wanita sholihah itu untuk segera menjenguk ibunya. “Ibumu saat ini sedang
sakit keras, jenguklah dia sekarang” Dengan gelisah wanita tersebut
menjawab; “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukannya tidak mau menjenguk,
tapi saya dilarang keluar rumah sebelum suami saya pulang, tolong sampaikan
permohonan maaf dan salam saya pada Ibu”. Dan si utusanpun pulang tanpa membawa
wanita tersebut. Malam berlalu dan suami yang berjihad belum juga pulang.
Keesokan harinya datang kembali seorang utusan yang mengabarkan bahwa ibu
wanita tersebut meninggal dunia. Betapa sedih perasaan wanita sholehah ini, air
matanya berlinang mendengar kabar ibu yang dicintainya telah pergi untuk
selama-lamanya, bahkan disaat terakhirnya dia tidak berada
disampingnya. Utusan tersebut berkata “sekarang Ibumu telah tiada, datanglah
untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau akan dikebumikan hari
ini”. Namun istri yang shalihal ini sambil mengangis tersedu menjawab “Bukannya
saya tidak mencintai ibu saya, tapi saya memegang amanah suami saya untuk tidak
keluar rumah hingga dia pulang dan memberi saya izin”. Dengan berat utusan
tersebut pulang. Mungkin karena kesal dan heran dengan sikap wanita tersebut
yang tidak mau datang walaupun ibunya sakit keras hingga meninggal dunia, si
utusan pun akhirnya mengadukan permasalahan ini kepada Rasulullah
SAW. Dengan nada sedikit kesal ia berkata kepada Nabi SAW “Wahai
Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai ibunya sakit hingga
meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui ibunya”
Rasulullah
SAW bertanya “Kenapa dia tidak mau datang menemui ibunya?” “Wanita
itu mengatakan bahwa dia t idak mendapat izin untuk keluar rumah sebelum
suaminya pulang berjihad” Jawab utusan yang mengadu ke Rasulullah SAW
tersebut. Lalu Rasulullah SAW tersenyum, kemudian Beliau berkata “Dosa-dosa
ibu wanita tersebut diampuni oleh Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri
yang sangat taat terhadap suaminya”.
Itulah
kisah seorang istri yang sholehah yang patuh dan taat kepada suaminya yang pada
akhirnya mampu mengantarkan ibunya ke surga karena dosa-dosa ibunya telah di
ampuni oleh Allah SWT lantaran memiliki anak yang sholehah, taat kepada
suami. Dalam kalangan pesantren, kisah diatas sangat populer, karena kisah
ini tertulis pada salah satu Kitab karya Syaikh Nawawi Al-Bantani yakni Kitab
Uqudulujian, salah satu kitab terpopuler yang membahas tentang tata cara hidup
berumah tangga secara islami.
Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34 yang artinya; “Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
(QS. Al-Nisa’: 34).
Dan
juga Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh (haram) bagi wanita untuk berpuasa
sementara suaminya ada di sisinya kecuali dengan izinnya. Istri juga tidak
boleh memasukkan orang ke dalam rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Dan
harta yang ia nafkahkan bukan dengan perintahnya, maka setengah pahalanya
diberikan untuk suaminya.” (HR. Al-Bukhari)
Ibnu
Hibban meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila wanita menunaikan shalat
lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya;
maka disampaikan kepadanya: masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu mau.”
(Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 660).
Dari
beberapa pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Ketaatan seorang istri
kepada suami harus didahulukan daripada taat kepada orang tua dan/atau kepada
saudara-saudara kandungnya. Di dalam kitab al-Inshaf (8/362), “Seorang wanita
tidak boleh mentaati kedua orang tuanya untuk berpisah dengan suaminya, tidak
pula mengunjunginya dan semisalnya. Bahkan ketaatan kepada suaminya lebih
wajib.”
sumber:
http://www.blogkhususdoa.com/2015/05/kisah-istri-sholehah-taat-pada-suami-yang-mengantarkan-ibunya-ke-surga.html